beasiswaunggulansurabaya.com., SURABAYA—Dibalik kesuksesan seorang pemimpin, sering kali tersembunyi kisah perjuangan panjang yang penuh tantangan. Bangkit Putra Sagara, S.T., pemuda kelahiran Sumenep pada 20 Mei 1999 ini, adalah salah satu sosok yang berhasil membuktikan bahwa pengalaman berorganisasi memiliki peran krusial dalam dunia industri.
Alumnus Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur Surabaya ini merupakan penerima Beasiswa Unggulan tahun 2018 dan pendiri sekaligus ketua pertama Komunitas Beasiswa Unggulan Surabaya (KUBUS).
Kiprahnya bukan hanya menginspirasi generasi penerus, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa solidaritas dan kepemimpinan yang kuat dapat membawa perubahan besar.
Merintis KUBUS: Tantangan dan Solidaritas
Ketika Bangkit mendirikan KUBUS, ia tidak hanya sekadar membangun wadah bagi para penerima beasiswa unggulan, tetapi juga menciptakan sebuah ekosistem yang mampu membangun karakter dan mengasah kepemimpinan anggotanya.
Akan tetapi, perjalanan ini bukan tanpa rintangan. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah menyelaraskan ideologi dan karakter anggotanya yang berasal dari latar belakang akademis yang berbeda.
“Perbedaan latar belakang budaya kampus masing-masing anggota menjadi tantangan dalam menyelaraskan ideologi satu sama lain, terutama mengatur karakter dari anggota yang dasarnya cenderung berjiwa akademisi daripada organisatoris,” ungkap Bangkit.
Namun, dengan keteguhan dan semangat solidaritas, KUBUS berhasil berkembang menjadi komunitas yang solid, memberikan manfaat bagi anggotanya dalam pengembangan diri dan karier.
“Belajar sebagai Seni Memahami”
Motto hidup Bangkit mencerminkan filosofi yang dalam tentang pembelajaran dan implementasi ilmu.
“Belajar itu bukan hanya sekadar berbicara soal menghafal atau membaca saja, belajar adalah seni memahami; karena dari belajar kita dapat memahami sebuah teori suatu ilmu, sementara seni yang memuat esensi dari sebuah karya—mengharuskan adanya implementasi dari ilmu berupa inovasi yang bermanfaat bagi orang lain,” tutur Bangkit.
Pemahamannya tentang pembelajaran sebagai proses yang dinamis membantunya dalam menghadapi berbagai tantangan, baik saat membangun komunitas maupun ketika akhirnya terjun ke dunia industri.
Dari Avian Brands ke Holland Colours: Transisi Perjalanan Karier yang Gemilang
Setelah menyelesaikan studinya, Bangkit memulai kariernya di PT. Avia Avian Tbk. (Avian Brands) sebagai Management Trainee Process Engineer pada tahun 2021. Dalam waktu hanya satu tahun, ia berhasil mendapatkan promosi sebagai Production Junior Supervisor pada 2023, sebuah pencapaian luar biasa mengingat umumnya jabatan ini membutuhkan minimal dua tahun pengalaman. Dalam kurun waktu tiga tahun enam bulan, ia telah mengakhiri masa baktinya di Avian dan melanjutkan langkahnya ke tantangan baru.
Pada 2024, Bangkit bergabung dengan Holland Colours sebagai Production Team Leader. Kariernya yang melesat cepat membuktikan bahwa kombinasi antara ilmu akademik, pengalaman berorganisasi, dan sikap adaptif adalah kunci kesuksesan di dunia industri.
Berorganisasi sebagai Bekal Bertahan di Industri
Ketika memasuki dunia kerja, Bangkit menyadari bahwa ilmu yang diperoleh di bangku kuliah hanya menjadi landasan dasar. “Dari pengalaman pribadi, sejujurnya ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan persentasenya hanya berkisar 5% saja sebagai landasan senjata dasar. Jadikan teori tersebut sebagai bekal dalam uji coba lapangan, sebagaimana esensi dari sebuah pengujian pastilah dibuktikan dengan sebuah praktik,” katanya.
Menurutnya, agar mampu bertahan di dunia industri yang kompetitif, seseorang harus memiliki sikap adaptif dan keberanian untuk membuktikan keahliannya. Selain itu, personal branding menjadi faktor kunci dalam menghadapi persaingan global.
“Metode agar kita dapat bertahan adalah menjadi adaptif dan jangan ragu untuk membuktikan keahlian diri di bidang masing-masing di tengah pesatnya perang retorika. Personal branding dapat menjadi kunci kita mengiklankan ideologi dan passion,” tambahnya.
Di samping keahlian teknis, Bangkit juga menekankan pentingnya soft skills yang hanya bisa diperoleh melalui pengalaman berorganisasi. Kemampuan leadership, strategi manajemen, dan pemberdayaan tim menjadi aspek esensial dalam menghadapi tantangan di dunia kerja.
“Dengan berbekal jiwa leadership, akan sangat memungkinkan membangun solidaritas teamwork. Dua hal yang tak kalah penting adalah strategi manajemen dan memberdayakan, sehingga ketika menjadi pemimpin, kalian tidak sekadar sukses seorang diri, tetapi juga mampu menyukseskan kinerja anggota tim yang kalian pimpin.”
Menjadi Profesional yang Adaptif
Bangkit mengungkapkan bahwa banyak fresh graduate yang masih terjebak dalam idealisme akademik dan kesulitan beradaptasi dengan dunia industri. Menurutnya, dunia kerja tidak hanya menuntut keahlian teknis, tetapi juga kesiapan untuk terus belajar dan berinovasi.
“Banyak ditemukan para fresh graduate yang masih idealis dan rentan beradaptasi mempelajari hal baru di luar keahlian yang mereka kuasai; akibatnya mereka tidak bisa bertahan di tengah kerasnya persaingan mencari pekerjaan,” paparnya.
Menginspirasi dan Berkarya Tanpa Batas
Perjalanan Bangkit Putra Sagara menjadi bukti bahwa keberhasilan tidak hanya datang dari pencapaian akademik, tetapi juga dari keberanian untuk terus belajar, beradaptasi, dan membangun jaringan. Dari mendirikan komunitas hingga meniti karier di industri, ia menunjukkan bahwa semangat untuk berbagi ilmu dan mengembangkan diri adalah kunci utama dalam mencapai kesuksesan.
Baginya, kehidupan bukan sekadar tentang mengejar jabatan atau status, tetapi juga tentang bagaimana ilmu yang diperoleh dapat membawa manfaat bagi banyak orang. Dengan semangat yang tak pernah padam, Bangkit terus menginspirasi generasi muda untuk tidak takut menghadapi tantangan dan menjadikan setiap pengalaman sebagai batu loncatan menuju masa depan yang lebih cerah.